Posts

Showing posts with the label Puisi 2006 - 2010

BELENGGU! (puisi, naskah)

Naskah untuk presentasi hasil workshop teater pendidikan kritis di Kampung Krajan Salatiga dengan partisipan anggota Teater Angka Nol Kampung Krajan dan Teater Kalangan serta difasilitasi oleh DidotKlasta Harimurti, Direktur Kalangan Kultura Media Salatiga. Belenggu! Ada yang meringkus tubuhku kaku ... Ada yang mencekik leherku sumpeg ... Ada yang membekap mulutku tak bisa bicara ... Ada yang menyumbat telingaku tak bisa dengar ... Ada yang menutup mataku tak bisa lihat ... Ada yang mengubur hatiku tak bisa merasa ... Ada yang memborgol otakku tak bisa berpikir ... Ada yang menodongku dengan remote control ... Ada yang menyirep kesadaranku ... Ada yang mengkerangkeng kemanusiaanku ... Belenggu! Ada penjara dimana-mana ... Penjara di sekolah-sekolah ... Penjara di kantor-kantor ... Penjara di super market ... Penjara di televisi ... Penjara di upacara resmi ... Penjara di pabrik-pabrik ... Penjara di nasehat-nasehat ... Penjara di sidang-sidang ... Penjara di kotbah-kotbah .

ADA PERTARUNGAN ... (puisi)

Image
Fransiskus Asisi Yosep Wagimun Suharyanto Hariharyanto - bapakku - sedang sok aksi di tahun 2014 Desember - Januari. Aslinya dia tak mau minum, ibuku Veronica Sri Sulastri justru kadang merasakah barang setengah sloki dan ekspresinya lucu mengharukan. "Biar tak masuk angin dan kemepyar Bu," kataku. Ada yang meringkuk di antara dua gerobak kakilima ... bahkan grobak pun bukan miliknya Ada yang menyanyi parau dengan gitar curian … bahkan untuk menyuarakan hati pun mesti mencuri Ada yang menyusui anak sambil menunggu warung rokok … bahkan seorang bayi pun segera mulai belajar tentang kemiskinan Ada yang turun dari bis karyawan ... bahkan kata buruh pun menjadi persoalan Ada yang menadahkan tangan … bahkan untuk makan perlu tuan Ada yang membolak-balik sampah dengan doa … bahkan tuhannya menjijikkan Ada yang membanyol kering di kedai kopi pinggiran …bahkan kepahitan hidup menjadi hiburan waktu senggang Ada yang termenung sepi di atas becak tua ..

PENGAMEN PAGI (puisi)

Seorang pengamen pagi Ikat kepala macam generasi bunga Kacamata Elton John penuh aksi Kuning plastik sungguh gaya Dia datang petik intro lagu lama Pada sebuah gitar tua Pada sekian recehku sebagai kaum lebih punya Trima kasih Oom Tak bepergian Oom ? Rambutnya bagus Oom Permisi Oom Aku tersenyum antara suka dan terpaksa Seorang pengamen pagi pergi Menyisakan melodi Di mana tinggalnya ? Apa ceritanya ? Kuingin panggil dia kembali Sekedar tanya nama yang dia pasti punya Kan kucatat dalam buku Berjudul : daftar saudara Tapi pagar rumah membuat lupa Seorang pengamen pagi pergi Mengikuti dan diikuti angin entah penghujung kemarau ini Dan kutuliskan puisi Padamu lelaki entah, sampai nanti Jumat Kliwon 9 Oktober 2009

TUKANG PARKIR TUA (puisi)

Tukang parkir tua atas Pujasera Propesional, ramah dan bersahaja Tukang parkir tua prapatan toko Natalia mBecak 20an taon lamanya Asam urat menggrogoti kaki perkasa Kini bertahan sebisanya Tukang parkir tua rental film Q-men namanya Ngglesot di aspal merokok lintingan tak bernama Bagaimana dia punya cerita ? Tukang parkir tua Indonesia pusaka Kawan, teruskan ceritanya … Didot Klasta Salatiga 2010

PETANI DI TENGAH-TENGAH KOTA (puisi)

petani muda dengan anaknya belia di tengah-tengah kota sehabis panen tegal kering tak seberapa bakso pangsit di ceruk jalan jendral sudirman sekali-kali hiburan rumahnya ? jauh sana desa pinggiran mana ? tak kelihatan apa namanya ? tak kedengaran petani muda dengan anaknya belia di tengah-tengah kota ngungun mirip ketela sunyi jelata salatiga 2010

ILUSI HARMONI (puisi)

Di kota-kota ... Ada yang meringkuk antara grobak-grobak kakilima. Ada yang menyanyi parau dengan ketipung pralon. Ada yang menyusui anak sambil menunggu warung rokok. Ada yang suntuk gontai turun dari bis buruh tekstil. Ada yang berdoa menghiba menadahkan tangan. Ada yang kelaparan membolak-balik sampah. Ada yang termenung bokek di atas becak seharian. Ada yang jongkok manyun depan etalase toko mainan. Ada yang memperbaiki riasan di sudut remang. Ada yang lontang-lantung nganggur dan kebingungan. Ada yang tergolek pilu menahan disentri. Ada yang mabok dengan gusar oleh anggur lokal murah-meriah. Ada yang terbungkuk mengangkat-junjung karung-karung. Ada yang merokok getir di emperan rolling door. Ada yang antre sembako murah sampai pingsan. Ada yang membanyol kering di kedai kopi jelata. Di kota-kota yang sama ... Ada kalangan yang berkelebihan segalanya. Serakah, angkuh, culas, hipokrit ciri-cirinya. Sesungguhnya, mereka para majikan kota. Pada dasarnya, mereka ka

BENCI TAPI RINDU

Aku benci wujud menegaramu Aku cintai hati dan jiwamu Aku benci hukum-penjaramu Aku cintai alam budaya merdekamu Aku benci pemimpin-penguasamu Aku cintai orang kebanyakanmu Aku benci ndoro-majikanmu Aku cintai penanam-penempamu Aku benci seragam-senapanmu Aku cintai jabat-tanganmu Aku benci pagar tapal batasmu Aku cintai ufuk kaki langitmu Aku benci bendera dan ktp-mu Aku cintai tanah merah kuburanmu Untukmu ya untukmu Indonesiaku Betapa aku benci tapi rindu

SALAM DARI SRANDIL (puisi)

Telomoyo berkabut turun dipatuk suara ayam hutan nglangut. Gajahmungkur mendengkur belalai rimbun kelabu semu. Rawapening hening dalam bercak-bercak remang kejauhan. Ambarawa dan Salatiga terhampar lampu-lampu kedinginan. Rumah-rumah reyot terserak di gundukan-gundukan bukit hitam. Api kayu menjilat gemeretak tungku tanah tua. Nasi jagung rokok kawung buyung lelap dalam selendang di punggung. Slondok, roti pasar, air teh panas beredar antar ruang kehidupan. Komunitas bersarung jagongan melingkar tukar kata bijaksana. Demikianlah Saudara ... Boncis jatuh harganya. Demikianlah Saudara ... Jalan belum akan dibangun negara sebab wilayah ini tak termasuk nadi ekonomi negara. Demikianlah Saudara ... Anak-anak kita harus menempuh lelah terlalu jauh untuk sekolah. Demikianlah ... Rawe-rawe rantas malang-malang putung. Demikianlah ... Dengan kebersamaan lingkungan ini insya allah bangun. Sementara malam makin tengah malam di pelosok berhutan. Susuki keri rongsok terseok menghadapi makadam

MASYARAKAT KATAKATA (puisi)

Aku bicara Kau bicara Kita bicara Mereka bicara Semua Bicara Bicara Bicara Bicara Bicara dan seterusnya sampai ndower. Tak ada yang mendengarkan. Trilyunan kata membanjir, menghujan, menggunung, mengeduk, menipu, melantur Dikalikan sekian banyak abad dan babad Masih ditambah kata halus Dari para makhluk halus dan kaum munafik Dan jangan lupa sabda-sabda beberapa tuhan Yang per patahnya mengandung sepanjang prasejarah sampai sejarah makna Mulai dari adam-adam dan hawa-hawa Sampai masa depan yang diketahui sekarang Bayangkan … Aku bicara Kau bicara Kita bicara Mereka bicara Semua Bicara Bicara Bicara Bicara Bicara dan seterusnya sampai ndower Dari pagi hingga pagi lagi (kalau siang ya sampai siang lagi dan seterusnya) Non Stop Makan-minum katakata Beol-kencing katakata Cari duit katakata Olahraga katakata Tidur-mimpi katakata Seksual katakata Ibadah katakata Bayangkan … Tak perlu lagi ‘bicara’ Sebab kita adalah onggokan benda terdiri dari katakata melulu Dan tak perlu lagi ‘mendeng