Posts

Showing posts with the label Puisi 90an

SOLO KAPIKUT 3 - geguritan koplo

Image
Putri Solo adalah salah satu lagu keroncong yang melayangkan aku ke kota ini. Apalagi kalau dinyanyikan Mbak Sundari Sukoco dalam gaya kroncong asli.  Ngelakku dak lerenake ana warung kuwi; mBaluwarti. Es setrup soto marhen. 'Rambute Mase apik lho...', ujare Mbake. 'Rayuan kere !' bathinku. Sruput ... Nglangut ... Aku mikir gadisku. Sinambi nyawang Kidul kana. Nggadiiing ... Nggading ... Pitakonku tiba karo godhong garing : "Aneng endi kowe, Nok ?" Didot Klasta Solo, awal 90an jaman kesepian

SOLO KAPIKUT 2 - geguritan koplo

Srengenge cahyane ntrawang jroning bathin. Wektu iki dadi omah suwung. Amung kuthuk siji lan babone; ing latar ngarep. ... Bener. Omah pancen suwung. Rikala aku teka. Rikala Solo kapikut awan. Rikala mbayangke rupane Bapakmu. Memper Oetomo Ramelan. Ning Bapakmu melawan : PKI. Ning Ramelan : PKI. Pilih endi jal ? solo awal 90an jaman kesepian

SOLO KAPIKUT 1 - geguritan koplo

Image
Jika teringat Solo juga harus mengenang Gesang. Sebab beliau pencipta lagu Bengawan Solo. Kutha iki katon mampring. Apa atiku ? Bis tingkat ra perduli, tancep. Nggajul angen-angen. Lungsuh-lungset lumaku. Sikil-sikil sadawaning ratan. Nanging panas awan; tinampa tanpa panglipuran. Didot Klasta Solo awal 90an jaman kesepian

SOLO SIREP part 3 - geguritan koplo

Apa jan-jane ... Aku - Kowe ... Prahu siji ... Lelayaran ; dhewe-dhewe ? Apa jan-jane ... Aku - Kowe ... Prahu loro ... Lelayaran ; golek-golekan ? Apa jan-jane ... Aku - Kowe ... Pesen karcis ; Tampomas ? Apa jan-jane ... Aku - Kowe ... Wis kerem suwe ? solo awal 90an

SOLO SIREP part 2 - geguritan koplo

Iki jan wengi. Saking dene le nggrantes. Wengine dak wening-weningke. Weninge ethok-ethok njedhul putri. Putrine ujug-ujug nggandheng tanganku. 'Halo Darling ...' Aku misuh. Ojo-ojo konangan, ndhepipis lagi ngrogohi separo atiku dhewe; karo mbayang-mbayangke. solo awal 90an

SOLO SIREP part 1 - geguritan koplo

Lampu wus padha murup. Paling gumebyar lestoran Diamon. Aku ...? Ana kene wae pojok kutha. Grombolan wong kewengen. Mbayangke sedan. Bocah enom nggaya trek-trekan setan jalanan. Duwit ngepres ngampet rokok. 'He ! Ojo mencuri pandang ! Aku dudu Ali Topan ! Maneh cowokmu iku sangar tenan ...' Gusti Gusti ... Aku mung kaya wong ilang. Diece pepadhangan. Gak penampilan. Lan separo atiku. Mabul-mabul ; dhewe. solo awal 90an

'sekepal kelu' BUAT KAU

Sayang di mana-mana. Kita. Puisi perjumpaan tak bisa-bisa. Tiada tempat mesra di negri-negri luka. Instansi luka. Penjara. Dept. Store luka. Penjara. Pabrik luka. Penjara. Detasemen luka. Penjara. Mau ke mana. Ke sini hati. Disayat kianat. Ke sana jiwa. Dibacok sandiwara. Tak ke mana-mana. Dibantai usia. Termangu TO. Kartu As hati plastik. Panah asmara mematikan beneran. M-16. Dalam bidikan kasih yang hampa. Pelornya tidak hampa. CROT ! Luka berdarah. Tembus. Blong dan resah. Mau berontak. Blong dan resah. Engkau padaku. Aku padamu. Balaikota penuh mahasiwa negara. Aku bawa benderanya. Engkau bawa seprit. Lagu Anoman Obong belum ada. Balaikota obong belum kunjung jua. Tapi ada yang kobong antara kita nampaknya. Pijarnya hilang ditelan para mahasiswa negara yang kupegang benderanya. Kucampakkan. Sebab telah kita pilih rumput yang diinjak-injak ini upacara. Opo Kabare ? Duduk kita bersisihan tak pernah sedekat itu. Anganku melambung tak pernah semungkin itu. Kita. Jadi pengantin pokok wa

KEBO NYUSU GUDEL

Anak-anak telanjang. Main hujan-hujanan. Kemaluannya perjaka - perawan. Menikam hati orang dewasa ... Yang penuh operasi selaput dara

MEDITASI KALI PROGO

Suatu kali dalam kesumpeganku jadi mahasiswa di kesumpegan situasi, aku berlari ke dusun Semawung desa Banjarharjo kec. Kalibawang kab. Kulonprogo DIY; tanah kelahiran bapakku. Punggung matahari. Menekuk. Kembali ke pertapaan. Punggung buaya. Hanya pada malam Syura. Katanya. Punggung cangkul. Ditekuk involusi. Tak mati-mati. Punggung petani. Dulu BTI hampir revolusi. Sekarang anak menjual punggung Bapak. Untuk beli dasi. Punggungku. Pegal tempaan mahasiswa. Maksud hati sok menjala ikan; alamiah. Tapi kangen sarden kota; bau timah

KAMANUNGSAN NOYO DADAP (puisi)

Image
Kaum Kaya Itu Keparat Sumber Masalah Fuck The Rich Problem Maker Go To Hell Didot Klasta akhir 90an Adalah kamanungsan menggelandang, yang rumahnya : JANGAN KENCING DI SINI KECUALI ANJING GILA ! Adalah kamanungsan yang menyusup - nyusup. Martabat menyuruk dalam gunung sampah. Bergerilya bersama harkatnya anjing gila. Laskar Kere ... Laskar Kere ... Wajahnya asing di mata orang kaya. Pias - pias nyeri oleh besetan nasib sosial berdarah. Luber di lambung menggilingi lapar. Luber di bibir mendoa perjamuan. Luber di mata meminumi air mata darah. Tanpa takut, tanpa marah, tanpa jijik, tanpa pasrah. Hanya meringis saja, gumamnya; "Hidup ini sungguh anyir ..." Gumam anyir membasuh kemiskinan dengan bungkus sabun Lux di kolam sampah. Gumam-gumam lain di monopoli komentator Lux 'atas nama rakyat miskin'. Tersisa gumam epilog pembangunan nasional. Digelontorkan air kumur dalam jamuan babi - babi gembul. Masuk gorong harapan dan kecemasan. Muncrat di air

BERPIKIR IDEOLOGIS KALA MEMPERTIMBANGKAN KAU (puisi)

Berdiri di pintu pagarmu. Kukuhkan privatisasi agraria. Ada rumor adam-hawa mendesing, dalam kebul knalpot hari-hari. Lalu-lintas cinta kota diburu waktu adalah uang ; sibuk. Bahwa hati kita tak mengenal klas. Ku mau dibilang sibuk biar tak sunyi, dikucilkan peradaban modern. Sepanjang kabel listrik mendekor langit wajah elektrik. Dan awan alam jadi jemuran sarung gelandangan compang-camping. Burung-burung ciblek terdidik anarki (tidak ditindas aturan) jalanan. Polahnya kurang ajar menakar ; berapa tajam nyali macho yang kuhunus ? Sok eksistensial (keberadaan diri) jantan jagoan liberal. Tapi aku cuma punya ilmu sekolah dasar. Pengecut konservatip (kolot) anak-cucu rodi. Aku bukan ahli pedang ... Gumamku. Bahkan sekarang jaman senapan ! Sorak ciblek-ciblek. Aku bukan militer ... Gumamku. Arm struggle Coy (perjuangan bersenjata kawan) ! Sorak ciblek-ciblek. Bangsat ! Pendirian revolusionerku bagai air di daun talas. Air adalah sungai tindakan hidup bercabang tiga. Pemenang. Pemenang.

KEPAHITAN CINTA (puisi)

Image
Telah kutoreh pada selembar daun waru ; namamu. Kupeniti sebagai bros ; di jidatku. Bukan bintang emas jendral atau emblem emas pembesar atau kalung emas sodagar. Daun tua saja, kekuningan mau rontok. Pohon tua pinggiran jalan. Kere, musafir hina silahkan gratis. Berteduh sebentar jalan lagi mencari. Bersama lelah siput mengingsut. Debu hotmix, semen dan fluorosens. Minyak bumi tersedot transportasi 'cepat terbatas'. Kemana ? Rumah kehidupan mempertahankan cinta. Rumah tangga cinta bertahan hidup. Di tanah-tanah kering dan miskin. Dan hidupku adalah bersamamu. Dan cintaku adalah padamu. Dan kesetiaanku adalah forever ; REGIME FUCK OFF ! Dan kebebasan adalah perkawinan ; yang suci, sahaja, dan jelata. Kenapa ? Engkau tak suka ? Kenapa engkau pilih politik cinta ? Yang komersil, bersenjata, sok negara dan menjagal hati para pecinta sejati. Kenapa Sayang ...?

WAKIJO (puisi)

Wakijo namamu. Mario d'Zorro namamu yang baru. Tivi baru industri baru. Jalan tembus harga tanah sekarang bagus. Nanti rame ekonomi berkembang. Orang daerah udik nonton perkembangan otonomi daerah. Lama-lama kelaparan. Uang habis. Orang modern 'link and match'. Orang udik keteteran. Mengais-ngais remah ekonomi daerah. Indonesia Baru ... Alhamdulilah. Wakijo namamu. Mario d'Zorro namamu yang baru. Togel luput pusing nonton telenovela. Esmeralda ! Esmeralda ! Bla bla bla ! Dengan Bla bla bla jadi raja kopi Brasilia. Punya pacar Esmeralda. Siapa bilang aku sengsara. Yiiiha ! Ini bukan Indonesia. Dengan Bla bla bla, kubangan 100 juta derita kemiskinan disunglap jadi kolam susu kemakmuran. Mau Ampera nonton telenovela lalu lupa. PT. Makmur Jaya menyerap ribuan tenaga kerja murah. Dompet rakyat tetep tepos. Mau marah nonton telenovela lalu lupa. Mahasiswa KKN joged poco-poco. Tingkah kota henpon tulat-tulit penuh urusan ala telenovela. Rapat karang taruna merapatkan episode b

YA SANA

Dan dia menjalin hubungan dengan seorang berprospek mapan Tiap-tiap kali kencan, tiap-tiap kali pula mengada-adakan cinta, dari plastik berbentuk kembang, penghias taman; kalkulasi Dan dia pula membangun penolakan dengan seorang tak mau mapan Tiap-tiap kali berjumpa, tiap-tiap kali pula mengkhianati rasa, dari misteri berbentuk indah, tak menghiasai apa-apa, hadir saja Dan aku bukannya maklum atau tak maklum Tidak urusan saja Ketimbang tergoda Maka untukmu : Makan tuh; laba !

SI DIDI KECIL - SI DIDI BESAR

Image
Aku dan Kakakku, di sebelah pintu ruang makan / ruang keluarga / ruang tivi ke dapur, Kalitaman Jalan Damarjati 116 Salatiga, sekitar 1975  Masa kecilku kanak-kanak asyik sendiri Tenaga riang tak lekang topan jaman Sepanjang waktu main gundhu Dunia bagai dagelan Petruk-Gareng Kanak-kanakku tak pernah berdosa Sebab Tuhan adalah tangis dan tawa Turut dalam pencurian kuweni Keplok dalam perkelahian SD Bela rasa jeweran orang tua Temani mangkir sekolah Masa kecilku dan Tuhanku Berjanji saling setia Janji itu kami gantung di awang-awang Dengan layang-layang ; diadu tak pernah kalah Masa kecilku ... Itu dulu Sekarang segini besar Tambah besar lagi oleh besar kepalaku Tambah besar lagi oleh tuhan baruku Tuhan yang maha curang Saat kumengadu layang-layang keinginan Didot Klasta Harimurti Salatiga, akhir 90an? keterangan kuweni : jenis mangga populer di daerahku

CATHETAN KALICACING

Kalau orang miskin leyeh-leyeh Kopi tubruk dengung nyamuk Purnama elok untuk siapa Purnama bopeng mencium reyot gubuknya ; tak merangsang Kalau orang miskin leyeh-leyeh rejeki luput Mengarang cerita ayam panggang Jelek endingnya ditelan sendiri Perut buta hurup Kelaparan tak bisa dibaca Perempuan itu merokok seperti lakinya Lakinya menjentik puntung seperti kunang-kunang Kunang-kunang seperti harapan Sorot penyetrum ikan membuyarkannya Sorot Program Kali Bersih membuyarkan : Penyetrum ikan, Perempuan dan Lakinya ... Dan kerinduan lubuk, akar pohon 100 tahun, mata air 1000 tahun, tanah dulu tak ada yang punya ... Dan Indonesia purba sejahtera, di pinggiran Bengawan Solo ... Padahal komunis